Bertemu James Yang, CEO Honor Indonesia

Di Indonesia, Honor berada di bawah kendali James Yang sebagai CEO perusahaan. Dia telah bersama Huawei sejak 2005.

Bertemu James Yang, CEO Honor Indonesia

Honor resmi debut di Indonesia pada Maret lalu. Meski masih beredar di pasaran, Honor meluncurkan tiga smartphone saat itu, antara lain Honor 7X, Honor 9 Lite, dan Honor View 10.

Padahal, Honor merupakan sub-brand Huawei yang juga menjual smartphone-nya di Indonesia. Namun, Honor mengatakan bahwa kehadirannya di Indonesia merupakan perusahaan independen, sehingga juga menjadi pesaing Huawei.

Di Indonesia, Honor dipimpin oleh James Yang sebagai Chief Executive Officer (CEO). Rekam jejak Yang di Huawei cukup panjang. Dia telah bekerja di perusahaan selama hampir 13 tahun.

James Yang lahir di sebuah desa bernama Taobuheluo di Cina. Hal ini membuat mereka yang lahir di tahun 80-an berambisi untuk mengubah hidup mereka. Karena tidak ada yang tersisa selain menjadi petani jika melanjutkan hidupnya di desa.

Mirip dengan teman-temannya, James Yang memiliki ambisi untuk “pergi ke universitas”. Perguruan tinggi itu sendiri mengharuskan dia untuk pindah ke kota sekitar 40 mil jauhnya. Ketika James masih kecil, hanya ada satu bus yang bisa membawanya ke kota, bolak-balik sekali sehari.

“Semua orang yang tinggal di desa ingin pergi ke kota, ke universitas, karena jika Anda lahir di desa, Anda hanya akan menjadi petani. Hidupmu akan sulit. Tahun ini jika Anda ingin mengubah hidup Anda, Anda harus kuliah. Universitas, Anda dapat mengubah hidup, melihat hal yang berbeda di negara lain,” katanya.

Meski tinggal di desa, James Yang justru memuji orang-orang di sekitarnya karena sederhana dan fokus pada satu hal. Hal inilah yang mendorongnya untuk tidak pernah menyerah akan mimpinya untuk memulai kuliah dan mengejarnya dengan penuh semangat.

Kampung halaman James telah berkembang dari waktu ke waktu. Transportasi menjadi berbeda karena jarak ke kota menjadi lebih pendek dan lebih pendek.

“Durasi 2,5-3 jam dari desa ke kota, jaraknya sekitar 60 kilometer. Namun, itu berubah dengan cepat sejak ’99. Sekarang (jaraknya) hanya 40 menit,” kata James.

Beralih dari Huawei ke Honor

Kepada Tek.id, James Yang mengaku telah berpindah dari satu negara ke negara lain sebagai karyawan Huawei, menangani bisnis telekomunikasi. Karirnya di perusahaan China dimulai pada tahun 2005 setelah ia lulus dari Universitas Chongqin dengan gelar di bidang transmisi optik. Beberapa negara yang pernah ia kunjungi adalah Inggris, Swiss, Angola, dan Turki.

“Saya menghabiskan 4,5 tahun di Inggris sebagai Manajer Produk Optik, Direktur Solusi Produk, dan Wakil Direktur Akun di Huawei Inggris. Satu tahun di Swiss sebagai Account Director untuk Huawei Swiss. Kemudian di Angola, Afrika sebagai Country Manager selama 2,5 tahun,” ujarnya kepada Tek.id sambil mengenang.

Perbesar gambar

James Yang juga bertanggung jawab menangani bisnis konsumen Huawei di Turki sejak 2016 selama 1,5 tahun. Ketika Honor menjadi merek independen, James Yang menjadi salah satu sukarelawan yang dipilih oleh Huawei untuk memimpin Honor.

“Pada November 2017, Huawei mulai mengembangkan Honor sebagai merek independen. Honor menyeleksi orang-orang di seluruh dunia. Mereka meminta sukarelawan untuk memulai Honor. Saya menghadiri sebuah wawancara dan manajemen Honor setuju untuk menjadi Presiden Honor Indonesia,” katanya.

Mengenai Huawei, tempat James berkarir, ia mengatakan bahwa Huawei adalah perusahaan yang berkembang pesat di China. Selain itu, bisnisnya sejalan dengan apa yang dia pelajari di perguruan tinggi.

James yang menjalankan Honor Indonesia

Di Indonesia, James Yang tidak lagi menyandang nama Huawei secara langsung, melainkan Honor. Di matanya, Indonesia adalah pasar yang sangat sulit. Pasalnya, persaingan begitu besar, meski ia tetap melihat Indonesia sebagai pasar penting. Oleh karena itu, dia merasa perusahaannya berinvestasi secara konsisten sambil memahami pelanggan di Indonesia.

Meski belum genap setahun, James yakin Honor bisa menjadi vendor yang diminati pengguna. Hal ini bertujuan agar Honor menempati peringkat ketiga sebagai provider terbesar di Indonesia. Honor Indonesia juga memiliki ambisi tak terbatas untuk menjadi provider nomor satu dalam lima tahun ke depan.

Sumber :